ANALISIS PERBANDINGAN PENGELOLAAN KOALISI DAN KINERJA KEPEMIMPINAN ANTARA PRESIDEN SUSILO BAMBANG YUDHOYONO DAN PRESIDEN JOKO WIDODO
Main Article Content
Abstract
Penelitian ini membahas untuk membandingkan pengelolaan koalisi dan kinerja kepemimpinan antara Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Dalam pengelolaan koalisi yang menjadi penelitian ini juga teruraikan mengenai relasi kekuasaan antara Presiden dan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) selama satu dekade kepemimpinan Presiden SBY dan juga delapan tahun dari kepemimpinan Presiden Jokowi. Kedua pemerintahan ini punya satu persamaan acapkali terjebak dalam ketegangan antarlembaga disebabkan oleh desain dari koalisi yang dibangun dalam model pemerintahan presidensial. Meski Indonesia, menerapkan sistem presidensial, tetapi kebutuhan koalisi dianggap sebagai hal utama bagi pemerintahan. Ini disebabkan lemahnya karakter institusional partai politik di DPR yang turut memengaruhi hubungan saling pengaruh dan mempengaruhi antara presiden dan DPR, serta persepsi diri presiden berhadapan dengan DPR. Situasi pemerintahan ini juga turut berdampak terhadap kepemimpinan kedua presiden yang dianggap oleh masyarakat lebih sibuk dalam persoalan politik dibandingkan memikirkan persoalan masyarakat. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian berupa metode deskriptif kualitatif dan juga menggunakan studi kasus bersifat instrumental untuk menjelaskan mekanisme perbandingan antara pengelolaan koalisi dan kinerja kepemimpinan dari Presiden SBY dengan Presiden Jokowi. Studi kasus yang diangkat dalam penelitian ini adalah mengenai pengelolaan koalisi dan hubungan antara Presiden dan DPR dalam kerangka sistem presidensial.
Kata Kunci: Sistem Presidensial, Koalisi, Kepemimpinan, Sistem Multipartai
Downloads
Article Details

This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
References
Agustino, Leo, Satu Tahun Pemerintahan Jokowi: Transaksional dan Transformasional, dalam Analisis CSIS, Vol. 44, No. 4, 2015.
Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Edisi Revisi), (Jakarta: Rineka Cipta, 2002).
Denzin, Norman K., dan Lincoln, Yvonna S., Handbook of Qualitative Research, terjemahan Dariyatno, at.all, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009).
Erwanti, Marlinda Oktavia, Jokowi: Di Indonesia Tak Ada Oposisi, Demokrasi Kita Gotong Royong, dalam https://news.detik.com/berita/d-4758805/jokowi-di-indonesia-tak-ada-oposisi-demokrasi-kita-gotong-royong.
Fatah, Eep Saefulloh, “Gejala Partai Mengambang,” dalam Kompas, 18 November 2006.
Indrayana, Denny, Indonesia Opitimis, (Jakarta: Bhuana Ilmu Populer, 2011).
Mashabi, Sania, Jokowi Minta Maaf Tak Bisa Mengakomodir Semua Pihak Masuk Kabinet Indonesia Maju, dalam https://www.merdeka.com/peristiwa/jokowi-minta-maaf-tak-bisa-mengakomodir-semua-pihak-masuk-kabinet-indonesia-maju.html.
Moleong, Lexy J., Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009).
Musaharun, Istman, dan Prasongko, Dias, “Jokowi Belum Berniat Depak PAN,” Koran Tempo, 2 November 2017.
Nazir, M., Metode Penelitian, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2003).
Romli, Lili, Orasi Pengukuhan Profesor Riset Bidang Politik dan Pemerintahan Indonesia: Problematik Institusionalisasi Partai Politik di Era Reformasi, (Jakarta: Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), 2017).
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2013).
Tjipta, Lesmana, “Tuna-Empati: Kelemahan Utama Pemimpin Indonesia, dalam Jurnal Politika, Menimbang Kepemimpinan Politik,” Vol. 10, No. 1, Tahun 2014.
Tribun, “Koalisi Partai Politik Pendukung Pemerintah: KIH Ganti Nama Jadi P4,” Warta Kota, 14 November 2015